Selasa, 01 Desember 2009

BUNGA LAYU



Malam ini begitu dingin
Perlahan-lahan aku melangkah ke daun jendela kaca yang berembun
Kutatap mataku penuh hening ke taman bungaku
Tanpaku sadari sekuntum bunga di tamanku layu membeku
Meringkuk sedih menahan dingin
Merintih pedih bermandikan sepi

Aku menyesal telah membiarkan dirimu
Terlantar layu dan mengalami pahitnya air embun

Aku menyesal telah menyakitimu
Dan ingin skali berbisik mesra di dalam hatimu:
“Izinkan aku menanggung rasa salahku
Mengusap kering air matamu dengan jari-jariku
Dan mengecup tipis tetesan airmatamu
Tuk memberi kesembuhan pada batinmu”

Wahai bunga pujaanku
Meskipun angin malam yang dingin kurang bersahabat
Namun, cahaya bulan purnama kan terus bersinar
Izinkan tanganku menggantikan sinar bulan itu
Tuk menjamah hatimu yang terluka
Dan membalut jiwamu dengan kapas-kapas cinta

Smoga hari ini
Kehadiran dan kata-kataku
Tidaklah sia-sia
Tuk memberi kesembuhan pada sakitmu
Dan semangat baru untuk tersenyum


08 Nov 2009
21:40 Wib

Senin, 12 Oktober 2009

Sayangku Hanya Untukmu


Saat kulihat sekuntum bunga indah di taman,

Saat itulah aku teringat senyum wajahmu.

Saat kurasakan hangatnya cahaya mentari pagi,

Saat itu kuteringat sinar matamu.

Saat aku berjalan, berlari, berdiri, duduk, tertidur,

berduka, merenung dan tertawa ria,

saat itu pula kuingat kehadiranmu.


Setiap hari,

di saat mentari mulai menyingsing fajar hingga

bulan merekah senyum-memutih menyinari langit nan gelap,

bayangan elok dirimu selalu ada di hadapanku.

Saat dirimu sendiri, aku pun merasa sendiri,

di saat dirimu menangis dan terharu,

saat itu pula kurasakan kesedihanmu.

Kata apa lagi yang harus kutenun

agar hati lembutmu merasa riang setiap saat?


Aku tidak tahu,....

kecuali seuntai kata ini:

Aku akan tetap menyanyangimu,

sampai seumur hidupku.


13 Okt’ 09

(Tue,11:30 Wib)

Kamis, 08 Oktober 2009

SEPI MERINDU DAMAI



Hari itu aku duduk seorang diri

termenung kaku di atas pasir putih,

pasir hangat nan indah bagai hamparan permadani

dari benang kristal bening dan bersih


Dalam ketermenungan sendu

Mata hitamku menatap ke tengah laut biru

memandang jauh pada panorama alam rayu

yang murah menggerakkan kalbuku

tuk menghibur jiwaku yang kerap membisu


Angin laut mengoyak acak rambut ubanku

Air asin pun mulai mencium sinis paras wajahku,

Desiran ombak mengejek-ejek ke dalam telingaku

Sekonyong ingin menunjukkan kepadaku

keangkuhan dirinya yang serba mampu

merabrak genit, mengukir lubang pada karang yang keras dan kaku,

seraya meminta izin, “saudaraku, aku rindu mengukir jati dirimu”


Burung-burung camar tertawa ria melihat mimik wajahku

Binatang-binatang pasir menebar senyum pada diriku

Keong kecil yang tersembunyi juga pura-pura lugu


Pikir mereka aku tidak tahu

Kulitku terbakar perih, pedih dan hitam

Oleh panas mentari yang suka usil merajam

ke dalam pori-pori kulit, tulang-tulangku

bahkan pada lingkaran mungil ubun-ubunku.


Kubiarkan peristiwa itu berlalu

Dengan santun mempersilahkan

Langit, alam dan laut menertawakanku

sambil berharap sang damai membawa pesan,

sebongkah keramaian tuk mengisi penatnya rasa sepiku

dan mengunjungi relung hatiku

setiap hari


23 April 2008

(23:45 Wib)


FOTO dan SENYUM


FOTO dan SENYUM

Bibirku tersentak bisu
Seluruh panca inderaku
Peluh dan kaku
Diam membeku
Kagum terpaku

Memandang nikmat
Foto pribadi
wajah cita rasa – segar - bening
Delapan belas tahun yang lalu

Yang dahulu kulirik sembunyi-sembunyi
di balik jendela kelas di zaman lampau
di tengah suara hiruk pikuk canda dan tawa
bocah-bocah ingusan
berpakaian putih dan abu-abu

O....Kini
ada di depan mataku
masih indah rupanya.
Segar ...Manis...terasa nikmat terus
di dinding-dinding lidah

Sungguh wajah manismu
Tidak berubah
Kembali pulang
Menyentak lembut
Menggugah hati
Tuk mengukir Puisi singkat tentang
Hati dan Cinta

Terimakasih
Cinta

Gambar dirimu untuk diriku
Telah menghidupkan kembali
puisi-puisiku yang telah lama
hilang ...
tenggelam ...
terkubur ...
di dalam kalbu

Malang, 02 Okt 2009
(Thus, 00:00)




ANGIN CINTA


Angin Cinta


Bertiuplah, hai Angin Utara

Berhembuslah, hai Angin Selatan.

Masuklah ke dalam kamar tidurnya,

Sampaikanlah pesan cintaku

Supaya sebelum ia terjaga dari mimpi indahnya

Semerbak harum cintaku

telah menyambut sanubarinya


Malang, 05 Okt 2009

(Senin, 12:43)

SETIAP HARI


SETIAP HARI

Setiap hari senyum manismu terlihat dalam mataku,

Setiap menit paras wajahmu terlukis dalam pikiranku,


Setiap detik nama indahmu terukir dalam hatiku.


Malang, 07 Okt 08
(Rabu, 12:30 wib)

SUARA BUNGA MAWAR


SUARA BUNGA MAWAR


Pagi ini jiwaku duduk terpaku

Diam bisu di atas tempat tidurku

Sadar termenung aku tersipu

Mengingat peristiwa di malam minggu


Hati mungilku mulai bertanya

Apakah tadi malam aku bermimpi

Bercanda mesra dengan sekuntum bunga mawar

dari taman asri di negeri jauh


Terdengar sayup suara lembutmu

Terus terngiang sampai ke hati

Berbisik hibur menggugah kalbu

Hati rindu setengah mati


Dalam tawamu

Terselip nada suara manja

Ku resapi isi katamu

Terkandung makna bahasa cinta


Terima kasih

Bunga mawarku

... warna cerahmu ...

... aroma harummu ...

... tangkai hijaumu ...

... kelopak lembutmu ...


Membangkitkan jiwa ragaku

dan membentuk

Hati Cintaku bercampur rindu


Malang, 04 Okt 09

(Sun, 11:45)